Matahari mulai redup masuk kedalam langit berwarna jingga..
Senja yang tenang..
Burung berkelompok terbang menuju sangkarnya..
Lautan itu masih teduh bapa
Sama seperti dahulu,
Saat kita berdiskusi,
Berkat kedua tanganmu..
Engkau merancang perahu yang kokoh..
Untuk anakmu dan generasi melanesia
Yang harus diselamatkan
Aku tahu hatimu hancur..
Aku tahu engkau berusaha tegar..
Aku tahu jiwamu memberontak..
Karena tak seharusnya,
Ayah dan anak berpisah..
Aku melihat diujung matamu,
Ada tangis yang engkau tahan..
Menyaksikan aku pergi..
Aku merasakan gemetar suaramu
Saat engkau ucapkan doa untukku..
Bapa,
Ketika waktu telah banyak terlewati
Engkau kini tak dapat melihatku lagi..
Usia dan waktu perlahan merajut semua kenangan..
Saat aku mengucapkan selamat Natal,
Engkau kini hanya bisa mendengarkan suara ku..
Engkau tak lagi bisa melihatku..
Namun bapa selalu memberikan senyuman untukku..
Sebagai tanda bahwa kau menyayangi anakmu..
Terima kasih Bapa,
15 tahun bukanlah waktu yang singkat..
Perahu yang engkau buat telah mengubah kehidupan mereka,
Membuat mimpi mereka menjadi nyata
Menepis semua pergumulan yang menyesakkan dada..
Memberikan harapan baru untuk generasi Melanesia yang ikut dalam perahu buatanmu..
Betapa mulia hatimu Bapa,
Merelakan anakmu dengan penuh ketulusan hati..
Tanpa pernah engkau meminta untuk dikenang..
Engkau bersahaja dalam diam mu..
Bapa,
Aku bangga menjadi anakmu,
Memberikan kehidupan yang baru kepada generasi Melanesia..
Untuk membuka lembaran baru di Australia..
Bapa, Kira nya Tuhan selalu menjagamu..
Menantiku untuk pulang..
0 comments:
Post a Comment